Senin, 28 September 2009

Semu

Awan hitam dan langit mendung dalam keseimbangan saat matahari turun.
Hujan memainkan lagu yang membeku kan jantungku,
Dulu ku selalu merasakan
Suatu perasaan hangat, kasih sayang, kepenuhan, aku merasa kau wanita terindah.

TAPI ITU DULU !

Seperti yang robek dan tertinggal di selokan dan aku pun terlantar meratapi kepahitan.
Awan menelan bulan, dan aku sendirian, berpikir baik, dan kenapa dia pergi?
Aku selalu merasa iri pada sebuah kaktus di musim panas yang hangat.
di temani,di sinari, dan di selimuti oleh sang fajar.

Sementara aku disini hanya ditemani hujan yang turun dingin dan bulan redup.
Hitam seperti malam.
Dingin seperti salju.
Itu lah hatiku kini.

Aku siap untuk mati dan kandas.
Jatuh ke bawah, meruntuhkan bagian dari diri dan jiwaku.
Aku butuh tempat tenang untuk menjauh darimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar