Senin, 28 September 2009

Misteri Hati

merasa beku pada setiap sentuhan,
napas di kulitku memiliki aroma keheningan malam 
pada setiap matahari terbit cintaku terkhianati,
dan hanya di dalam aku bebas.

tak lelah berlari,
menutupi bangkai waktu dengan bunga,

aku takkan bersembunyi di parit hitam.
tuk tidak membiarkan musim panas terbunuh oleh musim gugur.

kesunyian senja melayani anggur untuk pecinta.

kau tak berhasil membuatku lengah,
sebab dalam keceriaanmu,
tersimpan sejuta rahasiamu,
teka-tekimu,
beserta serbuk-serbuk yg tak bisa ku urai satu persatu.

bukan pembalasan malang jatuh cinta dengan ku,
dan ini bukan mesin pengetam malang menghantui hatiku.

untuk mengirim aroma yang membawaku ke alam bawah sadar.

Luka Kuno

Aku mendengar kau bernapas begitu jauh dari sini.
Aku merasa sentuhanmu begitu dekat dan nyata.

Dan aku tahu hatiku bukan dari perak dan emas.
Kemuliaan penilaian terletak di luar jiwa.
Perintah-perintah adalah penghiburan dan kehangatan.

Kau tahu mimpi suci kami tidak akan gagal ?.
Tempat penyandaran ini lembut dan begitu rapuh.

Aku mendengar kau menangis begitu jauh dari sini.
Aku merasa air matamu seperti kau di sampingku.

Aku tahu kata-kata puitis lemah dariku.
Tak cukup untuk mengobati luka dihatimu.

Luka kuno begitu dalam dan begitu sayang.
Pengungkapan adalah kebencian dan rasa takut.
Dariku ( Seseorang yang telah tersakiti oleh mu )

Semu

Awan hitam dan langit mendung dalam keseimbangan saat matahari turun.
Hujan memainkan lagu yang membeku kan jantungku,
Dulu ku selalu merasakan
Suatu perasaan hangat, kasih sayang, kepenuhan, aku merasa kau wanita terindah.

TAPI ITU DULU !

Seperti yang robek dan tertinggal di selokan dan aku pun terlantar meratapi kepahitan.
Awan menelan bulan, dan aku sendirian, berpikir baik, dan kenapa dia pergi?
Aku selalu merasa iri pada sebuah kaktus di musim panas yang hangat.
di temani,di sinari, dan di selimuti oleh sang fajar.

Sementara aku disini hanya ditemani hujan yang turun dingin dan bulan redup.
Hitam seperti malam.
Dingin seperti salju.
Itu lah hatiku kini.

Aku siap untuk mati dan kandas.
Jatuh ke bawah, meruntuhkan bagian dari diri dan jiwaku.
Aku butuh tempat tenang untuk menjauh darimu

Gelisah dan Liar

Memotong pergelangan tanganku,
menghilangkan rasa sakit atas cintamu.
Menggorok tenggorokanku,
menghilangkan dahagaku akan cintamu.

Hilang di bidang kebingungan.
Gelisah malam, mungkin kau tak jauh.
Aku datang ke sini untuk sesuatu dan aku takkan kembali.
Sebuah potongan pikiranku tenang,
Tetapi kau masih saja menjadi duri dalam mawar.

Aku memiliki kekuatan.
Untuk membebaskanku darimu.
Terperangkap dalam genggamanmu.

Keluar dari kedalaman ini,
Seperti api neraka.
Aku berdoa untuk kematianku yang suci.

Dulu aku sudah menjadi salah satu waktu dari mimpi indahmu.
Menjahit lubang, kekosongan di tempat belas kasihan.
Dan sekarang
Kau membuatku seperti ini.

Aku produk dari kreasimu.
Menjahit kekosonganmu itu,
dan sekarang, melihat ke arah lain.
Sekarang kau memunggungiku.

Kau telah berpaling dariku
Hanya satu harapanku,
Kau harus mempelajari kebenaran,
Kelak nanti KAU AKAN JADI BELAS KASIHAN orang lain.